Tentang Akun Palsu yang Sedang Ramai-ramainya

Tentang Akun Palsu yang Sedang Ramai-ramainya

Sering, hal-hal yang tak terduga terjadi begitu saja. Namanya juga hidup. Semacam ungkapan, “banyak yang dipanggil, sedikit yang dipilih”.

Semacam beberapa hari lalu, tetiba ide random muncul sebagai alternatif solusi: jual saja akun-akun yang ada. Sesuatu yang belum pernah terpikirkan sebelumnya.

Maka, disusunlah perhitungan dan rencana. Dimulai dari Twitter. Dikonsepkan untuk dijual per-100 akun. Sedangkan FB, IG, dan lain-lainnya masih dicadangkan dulu.

Sebentar. Ini bukan cerita tentang jualan reratusan akun. Tapi, kalau ada yang mau tawar, PM gan. Heuheu…

Ini cerita tentang diskusi dua minggu belakangan, di rumah. Diisi dengan sharing materi tentang website dan media sosial. Sampai akhirnya, tibalah hari kami membahas soal akun proxy. Akun palsu, kalau kata orang-orang.

Akhir-akhir ini, tema tentang akun palsu lagi ramai-ramainya. Ramai sekali. Terutama sejak akun-akun semacam itu dimanfaatkan untuk merusak nama baik, menggoda pasangan orang, atau sekadar iseng mengganggu ketertiban umum.

Tentang itu kami bahas seharian penuh, kemarin. Ada saling tukar informasi dan silang pendapat di dalamnya. Juga, soal-soal teknis.

Hal yang menarik adalah, apakah di kehidupan ‘nyata’ ada ‘akun palsu’? Rupanya iya, ada. Banyak, malah. Ada yang baik, ada yang buruk.

Beberapa di antaranya bahkan dipuji dan dipuja. Sebut saja narasi tentang Batman, Robin Hood, Spiderman, Wonderwoman, dan sejenisnya. Bukankah mereka juga ‘akun palsu’?

Di dunia maya pun sama. Tidak semuanya Kurawa. Ada Pandawa juga. Karena, begitulah hidup. Penuh kejutan, hal-hal baik, juga akun palsu. Toh, pohon yang baik dikenal dari buahnya.*

Tentang Akun Palsu yang Sedang Ramai-ramainya

Exit mobile version