Bangkai Pesawat Di Kota Ruteng

Samar dalam ingatan Narareba, pernah ada yang menceritakan hikayat tentang bangkai pesawat yang teronggok di sisi selatan kota Ruteng – Flores. Arsip internet masih masih menyimpan foto-fotonya bertanda tahun 2012. Bagaimana riwayatnya kini?

Bangkai Pesawat Di Kota Ruteng

Jakarta di Akhir Pekan: Nyasar di Pesawat

Akhir pekan di Jakarta siang ini. Hujan awal Desember baru saja berhenti. Rasanya enggan untuk beranjak dari depan laptop. Jalanan pasti masih basah dan keriuhan macet pasti baru saja dimulai lagi setelah tadi sempat senyap dibungkam gemuruh guntur dan rintik hujan. Iseng-iseng, saya lalu mencari materi pendukung artikel tentang Manggarai di beranda Google.

Cukup lama, sampai tak terasa segelas kopi yang tadi diseduh, kini tinggal ampas terbalut gelas. Ada belasan tab browser yang masih belum ditutup saking keasikan berselancar membuka link ini dan itu. Sebelum kembali menyeduh segelas kopi yang baru, saya bermaksud untuk menutup semua tab browser yang masih terbuka. Lima tab browser ditutup satu demi satu sampai akhirnya saya tertambat di halaman seorang fotografer web Panoramio, Simon Potter.

Saya sendiri  sudah lupa, kenapa tadi bisa nyasar ke halaman itu. Saya terpincut dengan salah satu foto yang terpampang di sana: foto Simon Potter tentang sebuah pesawat yang seolah menyembul dari balik semak. Ah, saya kenal baik dengan objek foto itu! Tidak salah lagi, itu adalah bangkai pesawat (Merpati?) yang teronggok di sisi selatan kota Ruteng!!

Bangkai Pesawat di Kota Ruteng?

Bangkai pesawat itu, seingat saya, sudah ada di sana saat saya menghabiskan masa kecil di Ruteng. Uniknya, bangkai pesawat itu ada di selatan kota Ruteng dan bukannya di sisi utara kota, di dekat Bandar Udara Frans Sales Lega (nama bupati kedua Manggarai yang memprakarsai pembangunan bandar udara yang dulunya diberi nama Satar Tacik). Kenapa bangkai pesawat itu justru ada di bagian selatan kota?

Penampakan pintu bangkai pesawat di kota Ruteng

Pertanyaan yang lebih menggoda dari itu sebenarnya adalah, kenapa sampai ada bangkai pesawat di kota Ruteng? Samar mencuat dari ingatan masa kecil jawaban yang pernah diterima untuk pertanyaan yang sama: itu adalah pesawat yang dulunya gagal mendarat di Satar Tacik. Jawaban itu kini terasa tidak memuaskan lagi; belum cukup menenangkan riak penasaran yang terus mengganggu di kepala.

Apa jenis pesawat itu dan kenapa kecelakaan (gagal mendarat) pesawat itu bisa terjadi? Kapan persisnya kecelakaan itu terjadi? Apakah kecelakaan itu menelan korban jiwa? Kenapa bangkainya dibiarkan teronggok begitu saja? Siapa pemilik (penanggungjawab) bangkai pesawat itu kini: pemerintah kabupaten Manggarai, maskapai penerbangan, atau pemilik tanah tempat bangkai pesawat itu ‘dibiarkan’?

Ke Mana Pemilik Bangkai Pesawat?

Sepencarian saya, Google juga tidak menyimpan catatan tentang bangkai pesawat itu. Ia seakan-akan lenyap ditelan arus cerita sebelum internet sempat menjamah kota. Ia seolah-olah “ada begitu saja” dan tak perlu di-online-kan sebagai informasi berharga: catatan untuk anak cucu Manggarai di kemudian hari. Ah, maafkan saya yang kelewat menuduh dan curiga.

Ke Mana Pemilik Bangkai Pesawat di kota Ruteng?

Mungkin kondisinya terbengkalai karena ia memang sengaja ditingggalkan begitu saja. Ia mungkin dianggap sebagai anak haram sejarah penerbangan Indonesia yang tak akan diakui dalam arsip dan dilestarikan sebagai pengingat, baik oleh Pemkab Manggarai maupun oleh maskapainya. Ah, sekali lagi, maafkan saya. Saya kelewat menuduh dan terlalu curiga. Itu kan foto tahun 2012? Siapa tahu, perkembangan terakhir tentang bangkai pesawat itu sudah lain, sudah beda cerita. Benarkah?

Bangkai pesawat Ruteng yang terlantar

Sejarah penerbangan Indonesia pernah menyebutkan, ada lima pesawat hilang yang belum ditemukan sampai sekarang. Salah satunya adalah pesawat Merpati Nusantara Airlines yang terbang dari Bima menuju Ruteng. Sang Merpati, yang mengantongi nomor penerbangan 6715, diduga menghilang karena cuaca buruk pada 10 Januari 1995. Hingga kini, pesawat yang mengangkut 4 orang kru dan 10 orang penumpang itu belum ditemukan. “Hanya itu” (dan semoga tidak akan pernah lagi) arsip Google tentang kecelakaan pesawat yang terkait dengan Ruteng – Flores.

Bangkai pesawat yang menyati dengan kandang babi

Tanpa mengabaikan simpati dan duka mendalam atas kejadian itu, pertanyaan yang terasa menggelitik dan tidak mampu disembunyikan adalah, apakah jika bangkai pesawat itu ditemukan, nasibnya akan sama dengan bangkai pesawat yang terbuang di selatan kota Ruteng? Mungkin ya, mungkin juga tidak. Bisa jadi, tidak akan ada Maskapai yang peduli dengan bangkai pesawat yang terdampar di kota sekecil Ruteng. Atau mungkin saja karena, meski diuangkan sebagai “besi tua”, bangkai pesawat yang terdampar di kota sekecil Ruteng tak akan punya harga sama sekali.

Saksi Sejarah Penerbangan Indonesia

Foto-foto ini diangkat kembali dari halaman aslinya untuk menggugah jawab atas misteri yang disimpan bangkai pesawat itu. Pada saat yang sama, ada tanya yang turut dititipkan: siapa pemilik bangkai pesawat itu, dan kenapa ia dibiarkan terlantar? Tentu bangkai itu bukan milik (pribadi) seseorang. Kalaupun bangkai pesawat itu milik pribadi, tentu ada sejarah, siapa yang sebelumnya bertanggungjawab untuk anak haram transportasi udara Indonesia itu?

Berikut adalah peta lokasi bangkai pesawat di sisi selatan kota Ruteng itu. Mungkin akan ada sahabat blogger berikutnya yang turut tergugah dan menulis tentang perkembangan terkini dari rongsokan itu. Mungkin juga pemiliknya akan kembali teringat, bahwa ada “kepunyaannya” yang terbuang begitu saja di sudut sebuah kota kecil di kaki pegunungan sirkum Pasifik; tergelatak menjadi tanya untuk sejarah tentang kemarin, hari ini, dan masa depan kualitas penerbangan di Indonesia. Berkunjunglah ke sana.

Artikel SebelumnyaPendopo Ageng Mangkunegaran – Jejak Narareba
Artikel BerikutnyaRuteng – Jejak Perjalanan